Tuesday, January 11, 2011

Summary - Building Knowledge Management At Bank Mandiri

Berikut ini adalah ringkasan dari penerapan knowledge management (KM) di bank Mandiri:
- Memiliki 3 hal yaitu KM goal (tujuan KM yang jelas), KM Plan (rencana kerja yang jelas) dan Implementasi KM (aktivitas yang selaras dengan rencana dan menjabarkan implementasi dari KM Roadmap/KM Program)

- Mengintegrasikan KM dengan budaya perusahaan.
Cari tahu budaya perusahaan sehingga poin-poin yang akan diterapkan di KM selaras dengan budaya
perusahaan

- Gunakan sistem reward.
Misal sistem reward untuk penilaian bagi unit kerja atau karyawan terbaik. Penilaian harus bisa terukur dan spesifik. Penerapan KM dapat menjadi poin penilaian (poin learning culture). Bagi para karyawan, penilaian KM meliputi komponen acquisition (e-learning, belajar dan seminar), storage (menulis dan bikin ide), distribution (membagikan hasil pelajaran ke orang lain) dan implementation (penerapan praktis).

- Kembangkan budaya belajar yang berkesinambungan
Membangun kebiasaan belajar memerlukan waktu yang lama dan proses yang tidak singkat. Pada tahap awal dilakukan knowledge management awareness dan mensosialisasikannya kepada para pimpinan terlebih dahulu. Kemudian kembangkan budaya sharing dari pelatihan yang didapat, terutama dari pimpinan kepada unit kerjanya masing-masing. Sharing diskusi dapat dilakukan dengan menggunakan milis ataupun grup chat atau media social lainnya berdasarkan kebutuhan

- Bangun sistem aplikasi KM
Organisasi perlu memiliki sistem dan infrastruktur KM yang mudah diakses oleh setiap orang dengan user IDnya masing-masing. Kemudahan penggunaan sistem KM membuat setiap orang dapat belajar sesuai dengan ritmenya masing-masing.

- Implementasikan yang telah dipelajari
Melakukan yang telah dipelajari memberikan dampak yang paling besar daripada hanya sekadar mempelajari saja. Semakin pengetahuan dipraktekkan, semakin banyak diperoleh best practice yang dapat dikembangkan dan dibagikan kepada orang lain. Hal in memerlukan komitmen dari top - down level dan juga komunikasi dua arah, sehingga terjadi tukar menukar informasi yang semakin memperluas area KM tersebut.

- Gunakan KM Assessment untuk mengukur perkembangan KM, seperti:
a. MAKE (Most Admired Knowledge Enterprises)
Suatu studi yang dilakukan setiap tahun yang mengukur seberapa besar suatu organisasi dikagumi   masyarakat untuk menjadi organisasi berbasis pengetahuan, atau Knowledge Enterprise. MAKE Study ini     meliputi 8 kriteria: Kepemimpinan, budaya perusahaan, knowledge sharing dan kolaborasi, intellectual     capital management, customer knowledge, inovasi, dan seberapa besar nilai tambah yang diberikan bagi    perusahaan. MAKE Assessment merupakan suatu metode pengukuran dengan berbasis pada 8 kriteria tersebut. Selain memotret kondisi saat ini, alat ini juga membantu perusahaan dalam memformulasikan strategi agar dapat menjadi Knowledge Enterprises.

b. Collaborative Climate Survey (CCS)
Instrumen hasil penelitian Hanken School of Economics, Finlandia dengan Queensland University of     Technology, Australia, yang memperlihatkan bagaimana pengetahuan di suatu organisasi dapat mengalir     secara efektif dan berpengaruh terhadap penciptaan nilai (value creation). Survei ini difokuskan pada empat faktor yang menggerakkan aliran pengetahuan dalam organisasi: Employee Attitude, Work Group Support, Immediate Supervisor, dan Organizational Culture.

c. Intangible Asset Monitoring (IAM).
Metode yang mengukur pengaruh intangible assets terhadap kinerja organisasi dengan menggunakan 3 pilar : People Competence, Internal Process, dan External Structure. Pengukuran dibuat berdasarkan empat faktor utama dalam organisasi: Growth, Innovation/Renewal, Efficiency dan Risk. Dari hasil pengukuran ini, organisasi dapat memetakan sejauh mana peran intangible assets saat ini dan sisi mana yang perlu dioptimalkan.


Source: http://www.portalhr.com/majalah/edisisebelumnya/pengembangan/1id1551.html
Last click: 11 Jan 2011

Further contact: marihut_donna@yahoo.com or follow me @marihut_donna